Rabu, 23 Oktober 2019

Periodisasi Seni Tari


PERIODISASI SENI TARI DI INDONESIA


Seni tari yang berkembang di Indonesia bermulai sejak zaman dahulu. Perkembangan seni tari atau periodisasi seni tari di Indonesia dipengaruhi oleh peradaban masyarkat dan juga penaruh dari pemerintah yang berkuasa pada saat itu, sistem kepercayaan yang dianut masyarkat juga menjadi faktor berkembangnya seni tari di Indonesia. Berikut merupakan pemaparan dari periodeisasi perkembangan seni tari di Indonesia.

1. Tari Zaman Prasejarah/ Zaman Primitif (20.000 SM – 400 M)


Zaman primitif/ zaman prasejarah atau zaman pra-Hindu yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berlangsung sekitar tahun 20.000 SM-400 M.

Zaman Prasejarah dibagi menjadi 2 zaman yaitu zaman batu dan zaman logam. Masing-masing zaman ini juga dimungkinkan melahirkan kesenian tari. Pada zaman batu kemungkinan tari-tarian hanya diiringi dengan sorak-sorai serta tepukan tangan. Sedangkan pada zaman logam sudah terdapat peninggalan instrument music yang ada sangkut pautnya dengan tari yaitu nekara atau kendang yang dibuat perunggu. Diantara lukisan-lukisan yang menghias nekara itu ada lukisan yang menggambarkan penari yang pada kepalanya dihias bulu-bulu burung dan daun-daunan.

Seni muncul dari ungkapan perasaan ekspresi manusia atas suatu suasana tertentu. lonjakan kegembiraan seseorang saat memperoleh kesenangan akan membentuk gerakan ekspresif, lompatan manusia purba ketika berburu binatang juga terjadi secara spontan. Gerakan-gerakan inilah yang kemudian mengkristal dan disusun dalam bentuk tarian dari berbagai peristiwa sehari-hari kemudian terlahir bentuk-bentuk rangkaian gerak yang diwujudkan dalam bentuk upacara ritual masyarakat purba.

Dengan diiringi pukulan-pukulan genderang dan sejenisnya, kelompok masyarakat purba bergerak-gerak mengelilingi api unggun yang menyala sambil melantunkan mantra-mantra dan nyanyian-nyanyian persembahan bagi nenek moyang mereka. inilah cikal bakal tumbuhnya tari.

Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tari ini lebih menekankan tari yang memuja roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya merupakan wujud kehendak berupa pernyataan maksud dilaksanakan dan permohonan tarian tersebut dilaksanakan. Masyarakat percaya bahwa sejak kelahiran sampai meninggal dunia, tari adalah bagian penting. Oleh karena itu, muncullah tari upacara yang bersifat sakral dan magis. Pada zaman ini, tarian dihadirkan dalam berbagai acara. Acara itu, di antaranya, pada saat kelahiran anak, sebelum melakukan perburuan, dan sebelum bercocok tanam untuk meminta kesuburan.

Secara umum, ciri dari tari primitif adalah kesederhanaan kostum, gerak dan iringan menjadi lebih dominan bertujuan untuk kehendak tertentu sehingga ungkapan ekspresi yang dilakukan berhubungan dengan permintaan yang diinginkan. Berikut disajikan ciri-ciri tari primitif secara rinci.
  1. Instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang/ instrumen yang hanya dipukul secara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika.
  2. Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
  3. Gerak dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan/ simbol suara / gerak-gerak saja yang dilakukan.
  4. Tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
  5. Tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
  6. Tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah-pindah dan bercocok tanam.
  7. Tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
  8. Atribut pakaian menggunakan bulu-buluan dan daun-daunan.
  9. Formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
  10. Tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganut pola tradisi primitif/ purba dimana berhubungan dengan pemujaan nenek moyang dan penyembahan leluhur.

Contoh tari primitif yaitu:
  1. Tari bailita
  2. Tari dayang modan.


2.   Zaman Indonesia Hindu



Seni tari pada zaman Hindu dipengaruhi oleh peradaban dan kebudayaan dari India yang dibawa oleh para pedagang. Setelah penyebaran agama Hindu dan Buddha, karya tari mengalami kemajuan pesat. Seni tari telah mempunyai standardisasi atau patokan. Hal ini terbukti dengan adanya literatur seni tari yang berjudul Natya Sastra karangan Bharata Muni. Buku itu berisi tentang unsur gerak tangan mudra yang berjumlah 64 motif.

Motif itu dibagi menjadi beberapa bagian berikut:
  1. Dua puluh empat motif mudra yang terbentuk dari satu tangan.
  2. Tiga belas motif mudra yang terbentuk dari kedua tangan.
  3. Dua puluh tujuh motif mudra dari hasil kombinasi kedua motif tangan.


Motif-motif yang mengandung keindahan dalam literatur tersebut juga banyak yang diambil untuk seni tari Indonesia. Pemerintahan pada zaman Hindu memakai sistem kerajaan. Oleh karena itu, pada saat itu muncul tari-tarian yang bernapaskan istana. Tari-tarian di istana berkembang dengan baik karena mendapat perhatian dari para raja. Perkembangan karya tari pada masa kerajaan Mataram Hindu ditunjukkan dengan peninggalan budaya yang berupa candi. Pada berbagai candi dipahat relief gerak-gerak dan alat-alat iringan tari.

Secara garis besar perkembangan seni tari pada zaman Hindu memiliki beberapa ciri berikut:
  1. Gerak-gerak tari mulai disusun secara sungguh-sungguh.
  2. Pertunjukan karya tari mulai difungsikan.
  3. Karya tari mendapatkan perhatian dan dukungan dari para raja dan bangsawan sehingga karya tari mempunyai nilai artistik yang tinggi. Karya tari pada masa itu disebut sebagai karya tari tradisional.
  4. Tema karya tari mulai beragam karena banyak mengambil tema dari cerita Mahabarata, Ramayana, dan cerita Panji.
  5. Iringan karya tari juga mulai beragam. Alat musik berupa cengceng, rebab, saron, dan seruling mulai digunakan.
Pada zaman ini tidak hanya seni tari yang muncul, melainkan seni-seni lainnya, yaitu:
  1. Seni golek 
  2. Tari Gambyong
  3. Seni wayang wong
  4. Sapta bedaya
  5. Wayang topeng
  6. Sri kepi
  7. Klana topeng 


3. Seni Tari Zaman Islam


Karya seni tari peninggalan zaman Hindu di Indonesia masih terpelihara dengan baik. Bahkan setelah masuknya Islam ke Indonesia, tari sangatlah berkembang dengan ditandai munculnya beragam varian karya tari. Sejarah seni tari pada masa Islam di Indonesia sangatlah bervariasi yang juga bergantung pada dimana tarian tercipta. Pengaruh agama Islam yang membawa seni tari lebih berkembang karena digunakan sebagai media penyebaran agama Islam terutama di kerajaan Mataram, Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Demak. Pada zaman ini juga muncul beberapa topeng antara lain:
  1. Panji kasatriyan 
  2. Candra kirana
  3. Handoyo
  4. Raton
  5. Klano
  6. Denowo
  7. Tembem
  8. Pentul 

                                                      
Sebagai misal, di Aceh dan di beberapa daerah Melayu seperti Riau, masing-masing memiliki keunikan tersendiri meskipun tetap mengusung nuansa keIslaman. Lebih detail mengenai sejarah seni tari di lingkup masyarakat Aceh, sedangkan untuk tarian Melayu bisa dimulai dari membaca Sejarah Tari Zapin.

Di Pulau Jawa, seni tari berkembang dengan sangat baik, terutama dilingkup dua keraton Mataram, Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta Hadiningrat. Setelah perjanjian Giyanti tahun 1755 menjadi saksi dimana Keraton Mataram terbagi menjadi dua, selanjutnya ada perjanjian Jatisari.

Pada perjanjian Jatisari tahun 1756 ini ditentukan masa depan kedua kerajaan, termasuk dalam hal warisan budaya Mataram. Kasunanan Surakarta memilih mengembangkan apa yang sudah ada. Sementara itu, Kasultanan Yogyakarta memilih melestarikan tradisi yang ada, khususnya tari klasik.

4. Seni Tari Zaman Penjajahan


Pada zaman penjajahan, seni tari di dalam istana masih terpelihara dengan baik. Namun, tari hanya digunakan untuk kepentingan upacara istana, misalnya, penyambutan tamu raja, perkawinan putri raja, penobatan putra-putri raja, dan jumenengan raja. Hal itu berbeda dengan seni tari di kalangan rakyat biasa. Di kalangan rakyat biasa, pertunjukan karya tari hanya merupakan jenis hiburan atau tontonan pelepas lelah setelah selesai bercocok tanam.

Oleh karena itu, seni tari pada zaman penjajahan dikatakan mengalami kemunduran. Namun, di kalangan rakyat biasa, penderitaan rakyat akibat penjajahan juga menjadi ide untuk membuat karya tari yang bertema kepahlawanan. Salah satu karya tari yang terinspirasi oleh penderitaan rakyat pada zaman penjajahan adalah tari Prawiroguno. Selain itu, lahir pula tari yang bertemakan kepahlawanan diantaranya yaitu:
  1. Tari Pejuang
  2. Tari Bandayuda
  3. Tari Prawiroguna
  4. Tari Keprajuritan 
  5. Tari Glipang


  • Dari zaman Hindu sampai zaman penjajahan yang disebut pula sebagai zaman feodal, muncul  para pakar tari yang memberikan macam-macam definisi. Tokoh-tokoh tersebut contohnya antara lain 

  1. Curt Sach
  2. Soedarsono
  3. Corry Hamstrong
  4. La Mery
  • Setelah zaman invasi (perluasan wilayah) bangsa Barat, seni tari lebih berkembang hal ini terbukti dengan banyaknya tari yang diciptakan oleh penata tari dan bangsawan antara lain 
  1. Tari bedhaya
  2. Tari Srimpi
  3. Tari beksan
  4. Tari wireng
  5. Drama tari (sendratari)


5. Tari Zaman Modern (Zaman Setelah Indonesia Merdeka Sampai Sekarang)


Jenis tari zaman modern ini ditandai dengan munculnya koreografer-koreografer individu yang menciptakan karya – karya baru, lebih sebagai ekspresi diri dari pada ekspresi komunal. Gagasan koreografer individual sebagai sebuah aspek penting dari dampak kebudayaan barat. Tokoh-tokoh tari modern antara lain:
  1. Isadora Duncan
  2. Martha Graham 
  3. Doris Humphrey
  4. Mary Wigman 

Tokoh tari modern dari Indonesia salah satunya adalah Sardono W Kusumodan Sal Murgiyanto. Karya tari yang muncul pada zaman modern ini antara lain Dongeng dari Dirah, Meta Ekologi, dan Hutan yang Merintih. Di Indonesia pada masa setelah merdeka juga muncul tari yang bernuansa tradisional garapan baru yaitu 
  1. Tari Karno Tanding
  2. Tari Retno Ngayuda
  3. Tari Retno Tinanding
  4. Tari Menak Koncar 

Minggu, 08 September 2019

RAGAM GERAK TARI

RAGAM GERAK TARI 

GAMBIR ANOM DAN DOLALAK

           Dalam kesempatan kali ini, akan dibahas tentang ragam gerak tari. Gerak Tari yaitu perubahan posisi atau sikap anggota badan pada saat menari. Gerak tari merupakan unsur utama pada tari. Pada gerak tari pengolahan keindahannya dibagi menjadi gerak stilatif dan distortif.
         Gerak Stilatif adalah Gerak yang telah mengalami proses pengolahan yang mengarah kepada bentuk tari yang indah. Sedangkan Gerak Distorsif yaitu pengolahan gerak yang telah melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi. Berikut ini merupakan ragam gerak tari.

1. Ragam Gerak Tari Klasik


Ragam gerak tari klasik yaitu gerak tari yang banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta imitatif yang telah distilir atau diperhalus. Tema gerakannya juga menirukan kegiatan manusia dan perangai hewan tetapi gerakannya sudah terpilih dan mempunyai nilai simbolik dengan patokan atau pola – pola gerak yang sudah ditentukan.

2. Ragam Gerak Tari Kerakyatan


Ragam gerak tari kerakyatan yaitu gerak tari yang banyak menggunakan imitatif dan ekspresif. Gerakannya menirukan kegiatan dan emosi manusia sampai menirukan perangai binatang.

3. Ragam Gerak Tari Kreasi Baru


Ragam gerak tari kreasi baru yaitu gerak tari yang dibentuk dari paduan beberapa ragam gerak tari tradisional sehingga menjadi bentuk baru. Bentuk baru ini terasa lebih dinamis dan energik karena didukung oleh generasi muda dan ditata oleh koreografer yang kreatif.

Setelah memahami berbagai jenis ragam gerak tari, dapat dilakukan pengklasifikasian terhadap tarian yang diketahui. Sebagai contoh, kali ini akan dibahas tentang ragam gerak Tari Gambir Anom dan Tari Dolalak.

A. RAGAM GERAK TARI GAMBIR ANOM


Ragam gerak dari tari Gambir Anom terdiri atas gerakan tangan, kaki, kepala, dan badan. Gerakan-gerakan tersebut diuraikan lagi sebagai berikut.

1. Gerakan Tangan

Gerakan tangan dari tari ini beragam, yaitu:
1) Ngithing

Hasil gambar untuk gerakan tangan ngithing

Ngithing yaitu posisi tangan dengan ibu jari menempel pada jari tengah dan membentuk bulatan. Sedangkan jari yang lain ditekuk sedikit ke bawah. Gerakan ini disebut pula dengan istilah nyekithing.

2) Ngruji

Hasil gambar untuk gerakan tangan ngithing

Ngruji atau disebut juga dengan ngrayung adalah posisi tangan dengan ibu jari menempel pada telapak tangan dan keempat jari berdiri dengan posisi jari-jari rapat.

3) Nyempurit

Hasil gambar untuk gerakan tangan nyempurit

Pada posisi nyempurit, posisi jari-jari tangan hampir sama dengan ngithing. Hanya saja posisi ibu jari menempel pada sisi jari tengah sedang jari yang lainnya posisi tekuk (melengkung ke bawah).

4) Ukel


Gerakan tangan dengan memutar pergelangan tangan berlawanan arah jarum jam, dengan posisi tangan ngithing.

5) Kebyok














Gerak kebyok adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang dihentakkan ke pergelangan tangan dengan menggunakan selendang sehingga selendang menyangkut dipergelangan tangan.

6) Kebyak














Kebyak adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang dihentakkan atau dibuang sehingga selendang lepas dan tidak lagi menyangkut di pergelangan tangan. Gerak kebyak dilakukan setelah kebyok.

7) Ngembat














Gerak ngembat adalah gerakan tangan dengan memegang selendang dengan sikap jari-jari ngiting.

8) Ulap-Ulap



Posisi tangan seperti ngrayung, dengan posisi pergelangan tangan ditekuk dan posisi ibu jari berdiri, terletak lurus pada dahi/kening (seperti hormat). Ulap-ulap ada 2 yaitu ulap-ulap kanan dan ulap-ulap kiri.
       a. Ulap-Ulap Kanan
                  Ulap-ulap kanan adalah gerakan tangan kanan menekuk di depan kening, sedang tangan               kiri menekuk dipinggang (malangkerik).
       b. Ulap-Ulap Kiri
                   Ulap-ulap kiri adalah tangan kiri yang menekuk di depan kening, sedang tangan kanan                  menekuk di pinggang (malangkerik).

9) Tawing

Posisi tangan ngruji yang terletak di depan pundak. Posisi ini ada 2, yakni tawing kanan dan tawing kiri. Tawing kanan dilakukan tangan kanan yang diletakkan pada depan pundak kiri. Sebaliknya tawing kiri, dilakukan tangan kiri yang diletakkan pada pundak kanan.

10) Mbaya Mangap


Posisi tangan mbaya mangap adalah posisi tangan sama seperti ngrayung tetapi ibu jari tidak menempel pada telapak tangan. Ibu jari membuka lurus ke depan.

11)  Nayung



Posisi tangan kanan mbaya mangap yang letaknya di depan dada, biasanya berpasangan dengan mingkis.

12) Mingkis


Pasangan nayung yang dilakukan tangan kiri, posisi dimana tangan kiri mbaya mangap dengan telapak tangan menghadap atas, terletak di pinggang kiri (trap cethik).

13) Seblak



Gerakan menyibak selendang/ sampur dari pangkal ikatan selendang sampai merentang lurus kesamping badan. Kemudian arahkan selendang kebelakang. Seblak kanan kearah kanan, seblak kiri kearah kiri dengan tangan kiri, atau secara bersamaan.

14) Ngepel


Posisi jari tangan mengepal, dengan ibu jari menempel di depan jari telunjuk. Digunakan pada tari putra gagah.

15) Bapang

Posisi tangan pada tari putra gagah dengan telapak tangan mbaya mangap dimana tangan kiri posisi membuka menghadap atas, lengan tangan membuka kesamping. Sedang tangan kanan lengan kanan membuka lurus pundak dengan posisi telapak tangan mbaya mangap menghadap depan.

16) Kambeng

Posisi lengan tangan membuka didepan dada dengan kedua tangan mengepal.

17) Sembahan















Gerakan yang bertujuan memberi salam kepada orang yang menyaksikan

2. Gerakan Kaki

1) Nggroda













Adalah bentuk dasar gerakan kaki dimana posisi telapak kaki saling merapat bagian tumit sedang bagian depan membuka 45 derajat (menghadap sudut)

2) Mendak

Hasil gambar untuk mendak dalam tari

Adalah bentuk dasar kaki yang paling dominan, yaitu posisi lutut kaki ditekuk (merendah). Posisi ini dilakukan selama menari.

3) Tanjak Kanan

Adalah posisi kaki dimana letak telapak kaki kanan agak di depan telapak kaki kiri dan kaki kiri di belakang kaki kanan. Pada tari putri, tidak ada jarak antara telapak kaki kanan dan kaki kiri. Sedangkan pada tari putra, alus berjarak satu telapak kaki, dan pada tari putra gagah lebih lebar lagi, dengan ukuran lebar kurang lebih 2 kali telapak kaki.

4) Tanjak Kiri













Posisi ini merupakan kebalikkan dari tanjak kanan dan ketentuan atau aturan untuk putra dan putri juga sama dengan posisi tanjak kanan, yaitu letak telapak kaki kiri agak di depan telapak kaki kanan dan kaki kanan di belakang kaki kiri.

5) Sila
Adalah posisi duduk bersila yaitu kaki kanan didepan kaki kiri.

6) Jengkeng
Adalah posisi duduk di atas kaki. Jengkeng pada ketigajenis tari sangat berbeda. Pada tari putri posisi kaki kanan sebagai tumpuan duduk, sedang posisi kaki kiri didepan kaki kanan
Pada tari putra, posisi kaki kanan sebagai tumpuan duduk, sedang kaki kiri membuka kesamping kiri.

7) Srisig
Srisig adalah posisi atau gerakan lari-lari kecil, dengan posisi kaki jinjit dan mendak (lutut ditekuk)

8) Jinjit
Berdiri dengan menggunakan ujung telapak kaki bagian depan.

9) Trecet
Trecet adalah gerakan seperti lari ditempat dengan posisi kaki membuka dan jinjit.

10) Kenser
kenser adalah gerakan kaki dengan berpindah posisi menggeserkan telapak kaki secara bersamaan

11) Lumaksana
Lumaksana dalam tari Jawa adalah gerakan berjalan. Baik itu berjalan kedepan (maju) maupun berjalan ke arah belakang (mundur).



12) Enjeran
Lumaksana/jalan yang dilakukan seperti jalan kepiting/jalan miring. Jalan kesamping baik kekanan maupun ke kiri.

13) Debeg
Debeg adalah menghentakkan telapak kaki bagian depan. Debeg kanan yang dihentakkan kaki kanan, sedang debeg kiri yang dihentakkan kaki kiri. Setiap gerakan debeg selalu diikuti gejug. Debeg dan gejug merupakan satu rangkaian, namun gejug tidak selalu diawali dengan debeg. Gejug dapat berdiri sendiri.

14) Gejug












Gejug adalah menghentakkan kaki bagian telapak kaki kebelakang kaki yang menjadi tumpuan. Gejug ada 2, yaitu gejug kanan dan gejug kiri.

3. Gerakan Kepala

1) Kedet

Yaitu gerakan kepala seolah menarik dagu.

2) Gedug

Yaitu kepala tegak di gerakan kesamping kanan dan kiri.

3) Gedug angka delapan
Yaitu gerak kepala dengan memfokuskan putaran dagu seolah menulis angka angka delapan dengan diakhiri gerak hedot.

4) Gilek

yaitu gerak kepala membuat lengkungan kebawah kiri dan kanan.

5) Godeg cangreud

Yaitu gerak gilek diakhiri gerak kedet.

6) Galieur

yaitu gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu, kemudian ditarik dengan leher kembali ke arah tengah diakhiri dengan kedet.

4. Gerakan Badan

1) Hoyog


Gerakan badan dicondongkan ke samping kanan atau kiri.

2) Engkyek

Gerakan badan dicondongkan ke kiri atau ke kanan, dengan sikap tangan lurus ke samping. Polatan, yaitu gerakan arah pandangan.

3)Oklak














Menggerakkan pundak ke depan dan belakang.

4) Entrag

Menghentakkan badan kenbawah berkali-kali, seolah-olah badan mengeper.

Jumat, 23 Agustus 2019

JENIS-JENIS TARI

JENIS-JENIS TARI


Dari postingan sebelumnya tentang pengertian seni tari menurut para ahli, baik dari dalam maupun luar negeri, seni tari juga ada jenis-jenisnya. Kali ini, akan dibahas jenis-jenis seni tari.

Jenis-jenis seni tari dapar dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek, seperti tema, koreografi, jumlah penari, dan juga genrenya. Berikut adalah pembahasannya

A.    Seni tari Berdasarkan Tema


Tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, sedangkan dalam hal seni tari, tema adalah pokok pikiran, ide ataupun gagasan seorang penata tari ( koreografer ) yang akan disampaikan kepada orang lain (penonton ) yang kemudian pokok pikiran tadi dituangkan ke dalam bentuk-bentuk gerak menjadi sebuah karya seni tari yang disajikan kepada penonton. Berikut adalah jenis-jenis tariannya.

1.      Tari Erotis


Tari erotis adalah tari yang mengandung unsur tingkah laku yang menggambarkan hubungan asmara antara pria dan wanita ataupun jantan dan betina (apabila memakai penokohan hewan). Beberapa contoh tari erotis, antara lain tari oleg tanbulilingan (Bali), tari gatutkaca gandrung (Jawa), dll.

2.      Tari Heroik/ Kepahlawanan


Tari Heroik/ kepahlawanan ini mempunyai sifat gagah, angkuh, berwibawa, berani, jantan, keperwiraan yang rupanya selalu dikagumi orang karena mempunyai daya tarik yang kuat. Tari heroik biasanya mengambil cerita-cerita yang berkisar pada kegagahan atau kemenangan, misalnya beksa lawung, tarunajaya, hanuman obong, karno tanding, rama-rahwana, gatotkaca kiprah, dan sebagainya.

3.      Tari Dramatik


Tari dramatik adalah tarian yang lebih banyak diungkapkan dalam bentuk sendratari atau wayang yang sifatnya lebih mengarah pada pengungkapan sebuah cerita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, cerita fiksi/ imajinatif, ataupun berbau kenangan historis. Tarian dramatik ini ada yang mementingkan gerak tariannya, ada yang mementingkan dialognya, ada yang berdialog tembang serta ada juga yang mementingkan unsur cerita. Dari masing-masing tari tersebut, mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan satu dengan yang lainnya, contohnya:

·         Wayang orang (menitik beratkan pada faktor cerita, dialog, dan peran),

·         Wayang topeng (khusus cerita panji),

·         Langendriyan (menitik beratkan pada faktor tembang),

·         Drama tari: Samgita pancasona (menitik beratkan pada faktor gerak).

4.      Tari Non-Dramatik


Apabila Tari Dramatik lebih banyak menampilkan sebuah cerita, tarian ini disajikan tidak menggunakan cerita atau tidak merupakan bagian dari suatu cerita, tetapi menggambarkan sesuatu. Contohnya seperti Tari Kuda-Kuda, Tari Golek, dan sebagainya.

5.      Tari Mimitis dan Totemis


Ditinjau dari tema geraknya, tari mimitis dan totemis dapat dibedakkan menjadi dua jenis, yaitu:

·         Mimitis atau meniru gerak orang, dan

·         Totemitis atau meniru gerak binatang.

Pada dasarnya, gerakan daya ekspresi penari dapat terwujud karena adanya keinginan meniru gerak alam sekitar, gerak binatang, dan sebagainya. Gerakan ini diungkapkan secara jelas dan sadar untuk mencapai ekspresi yang menyerupai keadaan yang ditirunya. Pada masyarakat primitif, gerak yang ditiru bukan hanya gerak manusia atau hewan saja, bahkan gerakan alam seperti hujan, angin, daun, laut ataupun gerak kekuatan diluar diri manusia, seperti gerakan-gerakan imajinatif yaitu menggambarkan makhluk halus, setan, dan sebagainya.

Dari tarian ini, timbullah topeng. Karena itu bentuk topeng ada yang berwajah romantis, menakutkan, ataupun sekedar ekspresi wajah saja. Topeng ini akan memperkuat bentuk ungkapan ekspresi yang dimaksud. Misalnya topeng kelono, dadak merak, ondel-ondel, dan sebagainya.

B.     Seni Tari Berdasarkan Koreografi


Berdasarkan KBBI, yang dimaksud dengan koreografi adalah seni mencipta dan menggubah tari. Dalam prosesnya, koreografi dibuat oleh orang yang disebut sebagai koreografer. Berdasarkan koreografinya, seni tari dapak dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

1.      Tari Rakyat


Tari rakyat adalah tari yang hidup dan berkembang pada masyarakat tertentu sejak jaman primitif sampai sekarang.Ciri-ciri tari rakyat adalah :

·          Sederhana ( pakaian,rias,gerak dan ringan )

·          Tidak mengindahkan norma-norma keindahan

·          Memiliki kekuatan magis

Contoh tari rakyat yaitu:
(1)   Lengger

(2)   Tayub

(3)   Orek-Orek

(4)   Joget

(5)   Kubrasiwa

(6)   Buncis

      (7)   Ndulalak

      (8)   Sintren

      (9)   Angguk

    (10)   Rodat

2.      Tari Klasik

Tari klasik adalah tari yang mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi dan sudah ada sejak jaman feudal.Tari ini biasanya hidup dilikgkungan keraton. Ciri-ciri dari tari ini diantaranya yaitu:
·         Mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi
·         Hidup dikalangan raja-raja
·         Adanya standarisasi
Contoh tari klasik adalah bedaya,srimpi,lawung ageng,lawung alit dan juga karya-karya empu tari baik empu tari gaya Yogyakarta dan empu tari gaya Surakarta seperti S.Mariadi dan S.Ngaliman  yang sampai sekarang masih bisa dinikmati seperti :
(1)   Gathotkaca Gandrung
(2)   Bondabaya
(3)   Bandayuda
(4)   Palguna-palgunadi
(5)   Retna Tinanding
(6)   Srikandi Bisma

3.      Tari Kreasi Baru

Tari kreasi baru adalah tari klasik yang dikembangkan sesuai dengan  perkembangan zaman dan diberi ciri/ corak Indonesia baru. Contoh tari kreasi  baru adalah karya-karya dari Bagong Kusudiarjo dari padepokan Bagong Kusudiarjo dan Untung dari sanggar Kembang Sore dari Yogyakarta. Contoh dari tari ini sperti:
(1)   Tari Kupu-Kupu
(2)   Tari Merak
(3)   Tari Roro Ngigel
(4)   Tari Ongkek Manis
(5)   Tari Manipuri

4.      Tari modern

Tari Modern adalah sebuah tari yang mengungkapkan emosi manusia secara bebas atau setiap penari bebas dalam mewujudkan ekspresi emosionalnya yang tidak terikat oleh sebuah bentuk yang berstandar. Contoh tari modern adalah :
(1)   Caca
(2)   Break Dance
(3)   Penari Latar
(4)   Samba

C.     Seni Tari Berdasarkan Jumlah Penarinya

       Dalam pertunjukannya, seni tari dibawakan oleh seorang penari, baik sendiri, berpasangan, atau lebih dari itu. Dari haln ini, seni tari dapat dibagi berdasarkan jumlah penarinya, yaitu:

1.      Tari Tunggal

Tari tunggal adalah tari yang dalam penyajiannya hanya dilakukan oleh satu orang penari saja. Beberapa contoh tarian tunggal Nusantara antara lain :
(1)   Tari Gandrung dari Banyuwangi Jawa Timur
(2)   Tari Gambyong dari Jawa tengah
(3)   Tari Cokek dari Jawa tengah
(4)   Tari Leleng dari Kalimantan
(5)   Tari Srimpi dari Jawa Tengah
(6)   Tari Bondhan dari Jawa Tengah
(7)   Tari Golek manis dari Jawa Tengah
(8)   Tari Golek Kanya dari Jawa Tengah
(9)   Tari Merak dari Sunda dan Bali
(10)  Tari Pendet dari Bali

2.      Tari Berpasangan

Tari ini ditarikan secara berpasangan oleh dua orang penari, pasangan bisa pria semua, wanita semua, ataupun pria dan wanita. Rangkaian gerak tari jenis berpasangan saling mengisi,melengkapi,dan terdapat interaksi dan respons gerak antar penarinya. Beberapa contoh tari berpasangan antara lain :
(1)   Tari Gandrung (Banyuwangi, Jawa Timur)
(2)   Tari Remo (Jawa Timur)
(3)   Tari Serampang dua belas (Sumatera Utara)
(4)   Tari Cokek (Betawi),
(5)   Tari Jaipong (Jawa Barat),
(6)   Tari Panji Asmara Bangun (yogyakarta),
(7)   Tari Cendrawasih (Bali),
(8)   Tari Payung (Sumatra Barat)
(9)   Tari, Joget Lambak (Riau), dan
(10)  Tari maengket (Sulawesi Utara).

3.      Tari Kelompok

Tari kelompok ditarikan oleh lebih dari dua orang penari. Gerak yang dilakukan oleh penari belum tentu sama, sebab setiap penari kadang-kadang mempunyai peran yang berbeda. Posisi penari pada saat menari juga diatur. Penari yang satu dengan yang lainya harus bisa bekerja sama. Contoh tarian kelompok antara lain:
(1)   Tari Serimpi (Yogyakarta),
(2)   Tari Datun (Kalimantan Timur),
(3)   Tari Kecak (Bali),
(4)   Tari Pendhet (Bali),
(5)   Tari Saman, (NAD)
(6)   Tari Seudati (NAD),
(7)   Tari Cakalele(Maluku),
(8)   Tari Tor Tor(Sumatera Utara),
(9)   Tari Poco-Poco(Sulawesi Utara),
(10)  Tari Sajojo(Papua),
(11)  Tari Kuda Lumping, (Jawa Tengah)
(12)  Tari Gambyong (Jawa Tengah).

D.    Seni Tari Berdasarkan Genre

         Dilansir dari Wikipedia, genre adalah istilah serapan untuk ragam, adalah pembagian suatu bentuk seni atau tutur tertentu menurut kriteria yang sesuai untuk bentuk tersebut. Jadi genre dalam seni tari dapat diartikan sebagai pembagian seni tari yang ada berdasarkan aliran dari tari itu sendiri. Berdasarkan genrenya ini, seni tari dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1.      Tari Tradisional

Tarian ini diwariskan secara turun temurun sejak zaman dahulu yang kemudian dilestarikan dan menjadi bagian dari kebudayaan daerah. Di dalam tarian ini terdapat nilai, filosofi, simbol dan unsur religius.
Tari Tradisional biasanya tidak pernah berubah dari masa ke masa, baik dari segi irama pengiringan, formasi gerakan, kostum maupun riasan yang dipakai. Tari Tradisional ini dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu tari tradisional klasik dan kerakyatan.
·         Tari Tradisional klasik adalah tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan bangsawan istana atau keraton. Tarian ini tidak bisa diubah atau diganti gerakannya. Ciri-ciri dari tarian ini adalah berwibawa atau anggun dengan kostum yang mewah. Biasanya tarian ini digunakan dalam upacara adat atau penyambutan tamu. Contoh tari ini adalah Tari Sang Hyang dari Bali dan Tari Bedhaya Srimpi dari Jawa Tengah.
·         Tari Tradisional Kerakyatan adalah tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan rakyat biasa. Gerakan dalam tarian ini tidak terlalu baku atau dapat diubah. Gerakan dan kostum yang digunakan dalam tarian ini juga tergolong sederhana. Contoh tari tradisional klasik adalah Tari Lilin dari Sumatera Barat dan Tari Jaipong dari Jawa Barat.

2.      Tari Kreasi Baru

Tari kreasi baru adalah tarian yang dikembangkan oleh seorang penata tari atau koreografer. Tarian ini bersifat bebas namun gerakan yang ditampilkan tetap indah dan elastis. Kostum dalam tarian ini sangat beragam karena disesuaikan dengan tema yang akan dibawakan. Tarian ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tari kreasi baru pola tradisi dan non tradisi.
·         Tari Kreasi Baru Pola Tradisi. Tarian ini menggunakan unsur tradisional dalam kreasinya. Baik dari irama/musik, gerakan maupun kostumnya.
·         Tari Kreasi Baru Non Tradisional adalah tarian yang sama sekali tidak menggunakan unsur tradisional, baik dari irama, gerakan atau kostumnya. Tarian ini dikenal dengan Tari Modern.

3.      Tari Kontemporer

Tari kontemporer adalah tarian yang menggunakan gerakan unik dan simbolik yang mengandung sebuah pesan didalamnya. Irama yang digunakan dalam tarian ini juga unik, mulai dari irama sederhana sampai dengan musik flutyloops yang berasal dari teknologi musik modern.